News

1/04/2011

Liga SR 2010


Penyelenggara : KMSR 2008
Peserta : Gembiraloka U-20(Alumni 80&90-an+2001), Nasi Timbel Galer (2003), Libia Mayora (2004), Gebes-gebes Mama Hengky (2005), Party Bujang (2006), Crat Crit Ahh (2007), Laskar Artup (2008), Deodorant Kembar (2009)

Juara : Laskar Artup (2008)

Top Skor : Apriliyan BSM (Laskar Artup)

Review :

Musim Kompetisi 2009 tertunda karena para pemain liga sr sibuk menyaksikan orang beribadah puasa. Penantian insan sepakbola seni rupa untuk menghirup aroma liga sr harus tertahan lebih dari setahun, hingga benar-benar liga sr 2009 baru bisa diadakan awal tahun 2010 hingga namanya pun menjadi liga SR 2010. Namun hal ini tidak mengurangi kehidmatan wadiabola seni rupa untuk berkompetisi. Justru penundaan masa liga membuat persiapan masing-masing tim semakin matang.

Rasa penasaran tim Alumni Gembiraloka yang habis di pecundangi Party Bujang 2006 di semifinal tahun lalu membuat segenap armadanya rajin menebar psy-war dengan teramat sangat aktif berlatih di lapangan futsal hampir setiap minggu sepanjang tahun 2009. Apalagi skuad mereka kini mendapat sumbangan selusin pemain eks juara Copa SR Laskar Kerak Jigong 2001 yang musim ini harus rela terdegradasi akibat masalah politik. Diyakini suntikan tenaga muda pada tim Gembiraloka akan mengancam gelar tahun ini.

Sementara itu sang juara bertahan Gebes-gebes Mama Hengky 2005 sedang dilanda krisis ekonomi yang menyebabkan Gelandang bertahan Erwin Syahbuddin menyebrang ke tim angkatan istrinya Libia Mayora 2004. Padahal diyakini gelar juara Gebes2 tahun lalu tak lepas dari peranan dan kengototan Erwin Syahbuddin yang sudah bermain di liga sr sejak tahun 2000. Hal sama di alami tim Nasi Timbel Galer 2003 yang sedang mengalami masa hidup segan mati tak mau, pemainnya banyak yang kabur akibat konflik internal, mayoritas pengamat meyakini tahun ini adalah tahun terakhir mereka di liga sr.

Dua Tim unggulan Libia Mayora dan Party Bujang yang sama2 pernah merasakan jadi finalis liga SR sedang dalam kondisi siap tempur dan penuh hasrat. Untuk posisi kuda hitam tahun ini ditempati Laskar Artup 2008 dan Crat Crit Ahh 2007 yang peta kekuatannya masih merupakan misteri untuk para kontestan lama. Hanya tim promosi Deodorant Kembar 2009 yang tida terlalu di perhitungkan oleh pasar bursa taruhan Bet Clic.

Liga di mulai oleh pertandingan di Grup Seni Rupa (A) dengan pembantaian tim bermasalah Nasi Timbel Galer oleh Crat Crit Ahh 2-0 tanpa balas. Ramalan pengamat terbukti dimana Nasi Timbel tahun ini sama sekali tidak pernah menang dan langsung tewas di babak penyisihan. Nasib serupa di alami juara bertahan Gebes2 Mama Hengky yang bahkan secara mengjutakan sempat di bantai tim promosi Deodorant Kembar 8-3 di Grup Gedung F (B). Crat Crit Ahh yang sempat melejit akhirnya gugur setelah ditahan seri Libia Mayora dan di libas Party Bujang yang akhirnya keduanya tembus ke semi final. Begitu pula Deodorant Kembar yang sempat di anggap meteor baru liga SR berkat menang besar atas juara bertahan harus tewas di tangan Gembiraloka yang di babak penyisihan ini melahap semua lawannya dengan nilai sempurna dan Laskar Artup yang cukup beruntung dapat lolos walau pernah kalah dari Gembiraloka dan hanya menang WO atas Gebes2 Mama Hengky.

Garis nasib pun menyebabkan semifinal liga sr 2008 kembali terulang mempertemukan Gembiraloka dengan Party Bujang. Kesempatan baik bagi Gembiraloka untuk membalas dendam atas kekalahan memalukan tahun lalu yang akhirnya di buktikan dengan hattrick strikernya, Nursahid Effendy dan tambahan masing2 sebiji gol dari Dimas Yulianto dan Murdha Udo. Party Bujang sebenarnya mampu mengimbangi Gembiraloka terbukti dari empat biji gol sepakan Angga Cipta, Hery Jo, Panji Zin dan Kris Teguh. Partai ini bak partai final sedemikian serunya untuk disaksikan, Hampir setiap detiknya Party Bujang selalu mebuat frustasi para pemain Gembiraloka sehingga mereka menerima kekalahan dengan kepala tegak.

Pasca kemenangan tersebut para pemain Gembiraloka diliputi rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kembali meraih gelar juara apalagi dengan memandang calon lawan mereka di final Laskar Artup, tim yang pernah mereka permak 3-2 di penyisihan. Laskar Artup sendiri melenggang ke final berkat kecemerlangan pemain bertalenta Apriliyan BSM yang memborong lima gol ke jala Libia Mayora. Libia Mayora yang sebelumnya diunggulkan tampak kehilangan momentum dan tersihir oleh kecemerlangan Apriliyan dkk yang bermain bak kesetanan. Sia2 dua gol Dendy Pringga dan satu gol Welly Baskoro yang tak mampu mengantar mereka pada final keempatnya.

Tibalah final yang di nanti-nanti mempertemukan tim sarat prestasi di masa lalu yang telah mereformasi diri dan tampil meyakinkan sampai babak semifinal Gembiraloka U-20 FC dengan tim tuan rumah (panitia) Laskar Artup yang tak di sangka-sangka menang telak atas Libia Mayora di semifinal. Partai berjalan demikian ketat membawa ketegangan pada pendukung masing2 tim. Tampak dukungan untuk Laskar Artup begitu besar yang didapat tidak hanya dari angkatannya tapi dari angkatan2 lain yang menyimpan sekam pada Gembiraloka.

Sebenarnya Gembiraloka menghadapi final ini tanpa playmaker andalan Ari Nugroho yang cedera parah dan sedang di operasi di Myanmar serta kondisi kebugaan pemain2nya yang tampak memforsir tenaga untuk penyisihan dan semifinal. Terbukti kehadiran pemain kepala dua eks Laskar Kerak Jigong tidak terlalu berpengaruh kecuali permainan striker Hamdi Ahadi, gelandang Indra Jadul dan kiper Aan Sriyanto yang cukup untuk di perhitungkan. Sedangkan komposisi skuad inti lainnya tetap di pegang oleh para pemain lawas macam Yodi Yogaswara, Dasep Adillah, Dimas Yulianto Kasino Mardianto, Murdha Udo, Nursahid, dkk.

Anti Klimaks untuk Gembiraloka tak dinyana tak di duga tiga gol Gembiraloka yang dicetak masing2 oleh Nursahid, Hamdi dan Murdha Udo tersia-siakan berkat (lagi-lagi) keajaiban yang ditorehkan pemain Laskar Artup yang kali ini muncul dari pemuda asal bali Amy Zahrawan yang memberondong jala Gembiraloka dengan Quattrick 4 gol nya. Sedangkan Apriliyan menambah lengkap penderitaan Gembiraloka dengan tambahan sebiji gol. Gegap gempita bahana kemenangan yang sempurna di raih oleh tim Laskar Artup yang begitu mempesona penampilannya mulai dari semi final. Semakin sempurna berkat raihan Top Skorer yang jatuh ke tangan Apriliyan berkat 9 gol nya sepanjang turnamen. Applaus khusus juga di berikan kepada panita yang telah menata liga tahun ini sedemikian artistik dan kompetitif dengan konsep kartu cinta dan kekuatan magis sang maskot Taufiq Putra a.k.a Artup.

See U in Liga SR 2011

3/03/2009

LIGA SR 2008




Penyelenggara : KMSR 2007
Peserta : Gembiraloka (Alumni lawas), Laskar Kerak Jigong (2001), Kuali Ngebul (2002), Nasi Timbel Galer (2003), Libia Mayora (2004), Gebes-gebes Mama Hengky (2005), Party Bujang (2006), Crat Crit Ahh (2007), Laskar Artup (2008)

Juara : Gebes-gebes Mama Hengky (2005)
Top Skor : Erwin Kondorman (Gebes-gebes Mama Hengky)

Review :
Pembenahan Di Liga SR. Atas kesepakatan bersama tidak ada lagi tim selain tim angkatan kecuali
Gembiraloka yang merupakan gabungan alumni era 90-an dan setiap tim yang berlaga tidak di perkenankan menggunakan pemain asing. Maka satu2nya tim campuran tersisa yaitu VOC membubarkan diri dan setiap pemainnya dikembalikan ke tim angkatan masing2, sedangkan kaptennya Erwin Syahbuddin yang sudah tidak punya angkatan bergabung dengan tim lemah Gebes-gebes Mama Hengky 2005.

Liga berlangsung lebih atraktif, tim debutan Laskar Artup 2008 cukup lumayan lemah, Crat Crit Ahh 2007 mulai jadi kuda hitam. Sementara Kwali Ngebul 2002 tetap kedodoran. Dua tim kuat Laskar Kerak Jigong 2001 dan Nasi Timbel Galer 2003 mengalami penurunan prestasi. Libia Mayora 2004 tetap mengincar gelar dan sesuatu hal yang tak di sangka juara bertahan Gembiraloka seperti kehabisan nafas di liga tahun ini. Langkahnya terhenti di semifinal oleh tim prospektif Party Bujang 2006. Berakhirnya kiprah Gembiraloka di Liga tahun ini diwarnai oleh peristiwa pertandingan ulang. Tampaknya Gembiraloka benar-benar penasaran dan tidak percaya akan kekalahannya yang pertama sejak 10 tahun terakhir ini.

Sementara kejutan lain adalah lolosnya Gebes-gebes mama Hengky ke final setelah menaklukkan langganan finalis Libia Mayora 2004 di semifinal. Sebuah prestasi mencengangkan apalagi selama ini Gebes2 Mama Hengky boro2 masuk final, lolos penyisihan grup aja ga pernah. Dan final impian tercipta dengan mempertemukan dua tim penakluk raksasa Party Bujang 2006 dan Gebes-gebes mama Hengky 2005.

Duet dua erwin, Erwin Syahbuddin eks kapten Lavender dan VOC dengan Erwin Kondorman di lini tengah Gebes2 berbuah manis ketika Erwin Kondorman mencetak gol kemenangan untuk Gebes-gebes Mama Hengky 2005 sekaligus mengukir sejarah baru di Liga SR yaitu hadirnya juara baru setelah bertahun-tahun liga ini dikuasai Gembiraloka. Seluruh tim selain Gembiraloka berbahagia, meskipun juaranya adalah Gebes2 tapi seluruh tim ikut merayakannya dan mendeklarasikan sebuah gairah baru dalam persaingan liga SR

LIGA SR DIGITAL 2008












15 September 2008
Pendopo FBS UNJ,Rawamangun Jakarta
14.00-16.00


Digital Team Participants :
Gembiraloka (Alumni) Laskar Kerak Jigong (2001)
Kwali Ngebul (2002) VOC (kombinasi)
Nasi Timbel Galer (2003) Libia Mayora (2004)
Gebes Gebes Mama Hengky (2005) Party Bujang (2006)
Crat Crit Ahh (2007) Angling Darma (2008)

juara : Party Bujang (2006)

Edisi ke 2 Liga SR digital. Kini tim-tim di liga SR hadir dalam format Playstation 2 dimana tampilan grafis, gameplay dan tingkat detail lebih baik. Kompetisi dimulai dengan sistem grup dimana akhirnya 4 tim lolos ke semifinal yaitu : Laskar Kerack Jigong, Nasi Timbel Galer, Libia Mayora & Party Bujang yang akhirnya keluar sebagai juara.

Liga SR Digital 2008
Modifikasi patch, desain kostum, desain profil pemain,game play : Agus Jemat
Update skill pemain : Decky Eka Pradana
Event Organize : Sigit Wijaya
Event Assistance : Erwin Syahbuddin

3/02/2009

LIGA SR 2007)












penyelenggara : Kmsr 2006
tim peserta :
Laskar Kerak Jigong (2001), Kwali Ngebul
(2002),
Tanah Leluhur (2002),Nasi Timbel
(2003), Galer (2003),
Libia Mayora
(2004),Gebes Gebes mama Hengky (2005),
Party Bujang (2006),Crat Crit Ahh (2007)
,
VOC (kombinasi) Gembiraloka (alumni)

juara : Gembiraloka

top skor :Alfan Sudrajat (Gebes-gebes mama Hengky)


review :
Pada awal liga satu tim kuda hitam liga tahun lalu Hore...!!! terdegradasi karena masalah administrasi dan tim Tanah Leluhur 2002 tengah didera masalah berat. Lain lagi dengan Laskar Kerak Jigong 2001 yang sedang dalam kepercayaan diri tinggi namun kelelahan usai menjadi juara Bujang Cup 2007 (Copa SR). VOC, Nasi Timbel 2003 dan tim promosi musim lalu Party Bujang 2006 menjadi kuda hitam yang di perhitungkan. Libia Mayora 2004 sedang dalam kegalauan besar menyusul kegagalannya di final Bujang Cup yang harus mengakui keperkasaan Laskar Kerak Jigong 2001 3-0WO di final. Sementara juara bertahan Gembiraloka memperkuat amunisinya dengan menggaet eks kapten Hore...!!! Dimas Yulianto dan striker tajam Penyu F4 Arief rachman/Arman, kondisi tim ini sangat bugar menyusul absennya mereka di ajang Bujang Cup pertengahan tahun ini.

Perjalanan liga menuai tontonan seru dan memikat tim yang sedang naik daun karena menjadi juara Bujang Cup 2007 yang baru pertama kali di gelar Laskar Kerak Jigong 2001 di luar dugaan tidak lolos dari penyisihan grup, Crat Crit Ahh 2007 menunjukan permainan menarik, Kwali Ngebul 2002, Galer 2003 dan Gebes Gebes Mama Hengky 2005 tetap menjadi yang terbawah.

Gembiraloka
si juara bertahan menjadi incaran banyak tim dan selalu kerepotan tiap bertanding karena semangat tinggi lawan-lawannya. Setelah hanya mampu menang tipis 1-0 dari kuda hitam Party Bujang 2006 mereka lolos ke final dimana tim yang pernah betemu di final Liga SR 2004 Libia Mayora 2004 sudah menunggu. Libia Mayora datang ke final dengan dua rasa penasaran, selain penasaran atas kekalahan kontroversial di final Liga SR 2004 oleh lawan yang sama, juga penasaran karena kekalahan menyakitkan di final Bujang Cup 2007.

Sesuai dugaan karena ternyata pada partai final Gembiraloka yang disinyalir akan menang mudah justru sangat kewalahan meredam semangat muda
Libia Mayora 2004. Tampak sekali bahwa fisik para pemain Gembiraloka sudah tak sebaik dulu karena faktor usia, namun berkat pertolongan dewi fortuna Gembiraloka menang tipis 2-1. Gelar ke-5 yang begitu sulit didapat oleh Gembiraloka tahun ini menjadi sinyal negatif bagi sang juara bertahan. Ambisi tim-tim lain untuk menghapus dominasi Gembiraloka di Liga SR tampaknya akan segera menjadi kenyataan karena kualitas Gembiraloka sudah berkurang jauh dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kita liha tahun depan kenyataanya semoga bukan isapan jempol belaka.

9/12/2008

LIGA SR DIGITAL 2007











Digital Team Participants :
Gembiraloka (Alumni) Zombie (pemutihan) Laskar Kerak Jigong (2001)Kwali Ngebul (2002) VOC (kombinasi) Horeee (kombinasi)
Nasi Timbel Galer (2003) Libia Mayora (2004)
Gebes Gebes Mama Hengky (2005) Party Bujang (2006)
Crat Crit Ahh (2007) Dosenyora (Tim Dosen)

Juara : Libia Mayora (2004)

Liga SR Digital adalah Liga SR dalam format digital,dibuat pertama kali oleh Agus Jemat tahun 2007 dengan memodifikasi Application patch pada game Pro Evolution Soccer maka terciptalah karakter pemain dan tim yang berlaga di Liga SR.
Liga SR Digital pertama kali dipertandingkan pada bulan Oktober 2007 dengan format PC game mempertemukan tim-tim yang berlaga di Liga SR 2007 plus dua tim tambahan yaitu Zombie yang sudah lama mati dan Dosenyora (tim dosen Seni Rupa) dengan hasil akhir tim Libia Mayora keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Laskar Kerak Jigong (1-0).

Liga SR Digital 2007
Modifikasi patch, desain kostum, desain profil pemain, game play : Agus Jemat

9/09/2008

BUJANG CUP 2007 (Copa SR 1st)



Penyelenggara : KMSR 2006
Peserta : Laskar Kerak Jigong (2001), Kuali Ngebul (2002), Nasi Timbel (2003),
Galer (2003) Libia Mayora (2004), Gebes-gebes Mama Hengky (2005), The Maba (2006), VOC (kombinasi), Horeee (kombinasi)
Juara :
Laskar Kerak Jigong (2001)
Top Skor : Uteph Wahyudin (Libia Mayora)

Review :
Bujang Cup alias copa SR adalah kompetisi yang telah lama direncanakan. Dilakukan dengan sistim gugur dengan peserta adalah tim2 yang berlaga di liga SR. Pada penyelenggaraan yang pertama ini juara bertahan Gembiraloka tidak ikut serta karena sedang tidak memiliki skuad. Sebagian besar pemainnya cedera dan sisanya sedang liburan. Kesempatan besar untuk kontestan lain merebut juara.

Tim Horeee semifinalis Liga tahun 2006 di luar dugaan tampil lemah dan tak lolos penyisihan grup. Disinyalir berkat gundahnya suasana hati kapten Dimas Yulianto akibat tawaran kontrak dari Gembiraloka. Padahal mereka sudah diperkuat beberapa pemain eks Telor Penyu 99. Sementara The Maba, Kwali Ngebul dan Gebes-gebes belum mampu berbuat banyak.
Nasi Timbel dan Galer terlibat masalah internal sehingga berdampak pada penampilannya di lapangan.

VOC dan Libia Mayora tampil ganas dan diunggulkan banyak pihak bertemu di final. namun ternyata VOC tewas oleh permainan kasar Laskar Kerak Jigong di semifinal. sementara Libia Mayora melaju mulus ke final. Penampilan Libia Mayora benar2 trengginas dan layak menjadi juara. Sampai pada kenyataan bahwa separuh skuadnya harus pergi KKL ke bali pada tanggal final. Sehingga kapten Uteph Wahyudin dengan skuad tersisa frustasi dan di cukur tim kasar Laskar Kerak Jigong 2001 3-0 di final.

LIGA SR 2006









penyelenggara : Kmsr 2005
tim peserta :
Laskar Kerak Jigong (2001), Kwali Ngebul
(2002),
Tanah Leluhur (2002), Nasi Timbel
(2003), Galer (2003),
Libia Mayora
(2004), Gebes Gebes mama Hengky (205)
Party Bujang (2006), Hore...!!! (kombinasi)
VOC (kombinasi) Gembiraloka (alumni)
juara : Gembiraloka

top skor : Decky EP (Nasi Timbel)


review
:
Penyelenggaraan tahun ini dimulai tanpa keikutsertaan tim wanita Kakanda Sayang untuk pertama kalinya sejak tahun 2003. Sementara status tim Penyu F4 99 sedang mengambang dan tidak jelas karena banyak pemainnya yang menghilang setelah lulus. Selain itu satu tim mengganti namanya yaitu Tunggir 2004 menjadi Libia Mayora 2004. Dan tim angkatan 2001 akhirnya sepakat mengakhiri perselisihan mereka dengan bermerger dalam satu nama Laskar Kerak Jigong 2001.


Persaingan di tambah ketat dengan lahirnya tim pria yang tidak membawa bendera angkatan yaitu Hore...!!! yang didirikan oleh eks kapten Galeot 98 Dimas Yulianto dan wakil kapten Penyu F4 99 Arie Nugroho yang tidak puas atas kesimpangsiuran nasib timnya, di bantu oleh dua pemain Kerak Jigong 2001 yang tidak setuju dengan persatuan tim mereka dalam Laskar Kerak Jigong 2001. Satu lagi adalah VOC yang merupakan perwujudan ambisi eks kapten Lavender 2000 yang telah didegradasi yaitu Erwin Syahbuddin. Erwin menculik pemain berbakat dari Libia Mayora 2004 dan tim debutan Party Bujang 2006 dengan dalih status sebagai anggota Jakmania.

Pelaksanaan liga lancar-lancar saja tim debutan Horee...!!! dan VOC menjadi kuda hitam yang cukup menakutkan, Bahkan Hore...!!! sempat melaju ke semifinal.

Tapi tim debutan Party Bujang 2006 yang menyertakan satu-satunya pemain wanita sebagai penyerang Fidelia Octavirani/Della membuat masalah dengan mangkir pada pertandingan penyisihan grup. Hal ini menyebabkan mereka dihukum oleh Komite Liga Seni Rupa dengan sanksi harus menjadi panitia penyelenggara Bujang Cup (Copa Seni Rupa) yang akan diadakan tahun 2007.


Akhirnya partai final mempertemukan Juara bertahan Gembiraloka dengan tim yang tak diduga bisa masuk final Nasi Timbel 2003, partai final tampak begitu mudah bagi Gembiraloka yang unggul pengalaman, mengantarkan kemenangan Gembiraloka untuk keempat kalinya di Final Liga SR.

LIGA SR 2005


penyelenggara : Kmsr 2004

tim peserta :
Penyu F4 (99), Lavender (2000),
Kerak
Jigong (2001), Laskar Untukmu Segalanya (2001),
Kwali Ngebul (2002), Tanah Leluhur
(2002),
Nasi Timbel (2003), Galer (2003),
Tunggir (2004),
Gebes Gebes mama Heng
ky (2005),
Kakanda Sayang (cewe2 s
r), Gembiraloka (alumni)
juara : Gembiraloka

top skor : Nursahid Effendy (Gembiraloka)

review :
Sebelum liga dimulai kisruh terjadi akibat perang saudara yang terjadi pada tim Laskar Untukmu Kerak Jigong Segalanya 2001 yang berujung pada perceraian mereka yang kedua kalinya menjadi dua tim Kerak Jigong 2001 dan Laskar Untukmu Segalanya 2001. Sedangkan Tim 99 Perjuangan terdegradasi dan tim sarat masalah Zombie yang terdiri dari mahasiswa pemutihan akhirnya dilikuidasi dan benar-benar hilang dari peredaran. Kemudian meteor baru Liga SR Tunggir 2004 berhasil merangkul tim seangkatannya Kecoa Binal 2004 untuk melebur dalam satu bendera kekuatan Tunggir 2004.

Gembiraloka
yang berstatus juara bertahan Liga SR dan juara Liga Champion FBS semakin jumawa berkat bubarnya tim rival mereka Galeot 98 dan bergabungnya topskor Galeot 98 Budijing kepada mereka. Namun Telor Penyu 99 yang berganti nama menjadi Penyu F4 99 mendapat suntikan tenaga baru yang berarti dengan bergabungnya eks kapten Galeot 98 Dimas Yulianto serta Bomber ganas sarat pengalaman eks Macan 94, Zombie, Gembiraloka dan Galeot 98. Yansen Ndraha.

Sementara tim Lavender 2000 sedang didera krisis parah akibat sering menghilangnya para pemain karena stress tak pernah lolos ke semifinal sekalipun sejak pertama kali ikut serta Liga SR sampai sekarang. Padahal tim Kwali Ngebul 2002 tenang-tenang saja walaupun prestasi mereka serupa dengan Lavender 2000 bahkan selalu dilewati oleh tim saudaranya yang berprestasi lebih baik yakni Tanah Leluhur 2002.


Sesuai perkiraan liga berjalan lancar, hanya ada noda sedikit akibat ulah penyerang Laskar Untukmu Segalanya 2001 Hamdi Ahadi a.k.a Ngkoh yang membakar bendera Lavender 2000 tanpa izin dan bek kiri Kerak Jigong 2001 Dindin Rasyidin yang melakukan pemukulan terhadap wasit dan membantu Hamdi membakar bendera dan mencopot atribut Lavender 2000 di stadion dan jurusan.


Sempat mengalahkan Kuali Ngebul 2002 tim debutan Gebes Gebes Mama Hengky 2005 sempat dilirik cowo-cowo homo akibat kostum boxer seksi yang dikenakan mereka saat bertanding. Tunggir 2004 semakin menakutkan sampai melaju ke semifinal dan akhirnya terhenti dalam partai seru oleh kebangkitan Penyu F4 99 yang sejak penyisihan telah tampil meyakinkan. Pada semifinal lainnya Laskar Untukmu Segalanya 2001 hampir mengalahkan juara bertahan Gembiraloka dalam duel sengit berkesudahan 4-3. Sayangnya pertandingan final berlangsung antiklimaks kendati Penyu F4 99 yang telah menunggu 6 tahun untuk sampai final tampil lemas dan tanpa perlawanan akibat kelelahan, maka Gembiraloka untuk ketiga kalinya menjadi jawara Liga SR.

LIGA SR 2004









penyelenggara : Kmsr 2003

tim peserta :
Galeot (98), Telor Penyu (99), Lavender (2000),

Laskar Untukmu Kerack Djigonk Segalanya
(2001),
Kwali Ngebul (2002), Tanah Leluhur
(2002),
Nasi Timbel (2003), Galer (2003),
99perjuangan (99),
Kecoa Binal (2004),
Tunggir (2004), Kakanda Sayang (cewe2 sr) Gembiraloka (alumni), Zombie (Pemutihan)
juara : Gembiraloka

top skor : Yusep Wahyudin (Gembiraloka)


review :

Liga SR yang spesial karena pada tahun ini pertandingan final Liga SR akan di gelar di lokasi Permasaru (dalam rangka 20 tahun Permasaru). Setiap tim sangat bersemangat menuju final spesial ini. Juara bertahan Galeot 98 agak berkurang kekuatannya setelah ditinggal beberapa pemain pilar, tim Telor Penyu 99 terpecah dengan terbentuknya tim 99Perjuangan 99, sedangkan dua tim yang berseteru yakni Kerack Djigong 2001 dan Laskar Untukmu Segalanya 2001 kembali bergabung menjadi satu dengan nama Laskar Untukmu Kerak Jigong Segalanya 2001.


Hal sangat mengejutkan hadir dari tim promosi angkatan baru Tunggir (2004) yang membantai dengan mudah tim-tim seniornya di penyisihan grup. Dan yang paling spektakuler karena baru ada dalam sejarah, yakni tim angkatan baru melaju ke final. Tunggir (2004) lolos ke semifinal setelah mnggasak Telor Penyu 99 tanpa ampun Sedangkan lawannya di final adalah juara masa lalu Gembiraloka yang menundukan Laskar Untukmu Kerak Jigong Segalanya 2001 pada semifinal yang lain.


Tibalah pertandingan final penuh sejarah sebagai partai final Liga SR pertama dalam acara Permasaru dan final pertama yang menghadirkan tim promosi angkatan baru. Diwarnai hujan deras Gembiraloka sangat kerepotan menghadapi tenaga muda Tunggir 2004 sempat tertinggal lebih dahulu namun berkat sebuah gol kontroversial dari pemain belakang Sulistianto Waluyo a.k.a culix akhirnya Gembiraloka menang tipis 2-1.


kemenangan kontroversial Gembiraloka di final spesial ini mengawali dominasi baru Gembiraloka di Liga SR. Satu lagi kespesialan liga kali ini karena 4 tim semifinalis mendapat tiket mengikuti Liga Champion FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) 2005 yang baru pertama kali diadakan. 4 tim itu adalah juara Gembiraloka, runner-up Tunggir 2004 dan dua semifinalis Telor Penyu 99 dan Laskar Untukmu Kerak Jigong Segalanya 2001. Kebetulan pada Liga Champion 2005 tersebut yang digelar bulan Maret-April 2005, Gembiraloka lah yang menjadi juara.

Liga SR 2003









penyelenggara : Kmsr 2002

tim peserta :
Galeot (98), Telor Tenyu (99), Lavender (2000),
Kerack Djigonk (2001), Laskar Untukmu Segalanya (2001) Kwali Ngebul (2002),
Tanah
Leluhur (2002), Nasi Timbel (2003), Galer (2003),
Kakanda Sayang (cewe2 sr)
, Zombie (pemutihan), Gembiraloka (alumni)
juara : Galeot 98

top skor : Budijing (Galeot)


review
:
Berkaca pada lembaran hitam yang menyelubungi Liga SR selama bertahun tahun maka Komite Liga SR bekerjasama dengan Hima SR saat itu mengadakan pembenahan besar-besaran sehingga panitia penyelenggara dapat melaksanakan liga sampai selesai. Kondisi Stadion Perpussore yang sedang dipugar karena akan digunakan untuk acara wisuda membuat pertandingan liga kali ini diadakan di Stadion Aspalkering Pascasarjana yang kualitasnya lebih rendah, namun tidak dengan atmosfer Liga SR. Tahun ini Liga SR seperti mendapatkan nyawanya kembali. Atmosfer liga yang setara dengan liga-liga Eropa terlihat dari perang propaganda antar tim yang sangat kreatif visual bergairah.


Gairah ini juga terlihat dari banyak nya tim yang lahir sebagai tim promosi mulai dari tim cadangan Kwali Ngebul 2002 yang membentuk tim baru Tanah Leluhur 2002, perpecahan ini diteladani oleh angkatan 2003 yang baru masuk dengan sejak awal langsung membentuk dua tim yaitu Nasi Timbel 2003 dan Galer 2003. Liga tahun ini juga mencatat untuk pertama kalinya mengikutsertakan tim sepakbola wanita yang pemainnya terdiri dari gabungan Gadis-gadis SR semua angkatan, tim ini bernama Kakanda Sayang.


Babak penyisihan grup berlangsung sangat ketat dan seru. Sungguh penampilan dari sebuah liga berkualitas sampai pada perempat final dan semifinal yang meloloskan Kerack Djigonk 2001, Telor Penyu 99, Gembiraloka dan Galeot 98. Galeot 98 akhirnya keluar sebagai juara Liga SR kedua dalam sejarah setelah menundukkan Gembiraloka 3-0 di final. Trofi Liga SR yang sudah lama tak berpemilik diserahkan Mr. Ramah Handoko pada seremoni penutupan Liga SR tahun ini.

9/08/2008

LIGA SR 2002








penyelenggara : Kmsr 2001
tim peserta :
Galeot (98), Telor Penyu (99), Lavender (2000),
Kerack Djigonk (2001), Kwali Ngebul (2002)Laskar Untukmu Segalanya (2001) Zombie (pemutihan), Gembiraloka (alumni)
juara : tidak ada

top skor : tidak tercatat


review
:
Persiapan serius dilakukan panitia untuk menggelar liga tahun ini dengan harapan liga selesai sampai akhir. Tim Capung 97 resmi terdegradasi sedangkan tim Zombie mengalami krisis manajemen yang akut sehingga ditinggal banyak pemainnya dan memaksakan diri ikut liga. Kisruh terjadi saat semua tim serius berlaga tiba-tiba tim Zombie bubar ditengah jalan, sistim kompetisi menjadi kacau dan merebak pula kasus mafia wasit memanfaatkan situasi ini. Semua ini menambah panjang daftar kelam sejarah sepakbola seni rupa. Meskipun hanya tinggal partai final yang akan mempertemukan dua tim unggulan Gembiraloka dengan Galeot 98, namun liga terpaksa dihentikan karena kasus mafia wasit yang tak dapat ditangani.


Satu catatan khusus pada liga tahun ini adalah dimulainya tradisi membuat dua tim dari satu angkatan. Berawal dari pemberontakan separuh pemain Kerack Djigonk 2001 yang akhirnya memisahkan diri dengan membentuk tim baru yaitu Laskar Untukmu Segalanya 2001.

LIGA SR 2001







penyelenggara : Kmsr 2000

tim peserta :

Capung (97),Galeot (98),Telor Penyu (99),
Lavender (2000),
Kerack Djigonk (2001),
Zombie (pemutihan), Gembiraloka (alumni)
juara : tidak ada

top skor : tidak tercatat


review
:

Kenangan buruk dihentikannya liga tanpa juara membuat peta persaingan semakin panas Acid Piranha 95 dan Bau Jurang 96 telah resmi terdegradasi, mayoritas pemain pilar eks kedua tim direkrut oleh Gembiraloka menjadikan tim ini menjadi segar dengan tenaga barunya. Peraturan setengah kompetisi menyebabkan liga semakin seru dengan sistem penyisihan grup. Liga berjalan lancar sampai adanya kerusuhan pada partai tim promosi Kerack Djigonk 2001 dengan tim Lavender. Akibat ulah Ahmad Taufik a.k.a Bopik pemain tim Kerack Djigonk yang menyulut amarah penonton sehingga berbuntut terjadinya pertempuran suporter. Kejadian ini merangsang timbulnya kerusuhan – kerusuhan lain di pertandingan berikutnya dan liga akhirnya terpaksa di hentikan terpaksa karena faktor keamanan.


LIGA SR 2000









penyelenggara : Kmsr 99
tim peserta : Acid Piranha (95), Bau Jurang (96), Capung
(97), Galeot (98),Telor Penyu (99) Zombie
(pemutihan), Gembiraloka (alumni) Llavender
(2000)
juara : tidak ada
top skor : tidak tercatat

review :
kekacauan di Liga SR di mulai dengan ketidak jelasan transfer pemain, banyak pemain yang diperebutkan oleh dua tim sehingga kisruh di liga tak dapat dihindari dan lagi-lagi liga dihentikan sebelum akhir.

LIGA SR 99










penyelenggara : Kmsr 98
tim peserta : Acid Piranha (95), Bau Jurang (96), Capung
(97), Galeot (98),Telor Penyu (99) Zombie
(pemutihan), Gembiraloka (alumni)
juara : tidak ada
top skor : tidak tercatat

review :
Liga diawali dengan bubarnya tim Belatung Nangka 93 dan Macan 94 akibat ditinggal pemainnya yang ditransfer besar-besaran ke tim Gembiraloka dan sebagian ke tim Zombie. Semangat besar di awal liga tak berujung pada hasil akhir karena liga didera krisis finansial sehingga banyak tim yang berhenti di tengah jalan.

LIGA SR 98



penyelenggara : Hima SR
tim peserta : Belatung Nangka (93), Macan
(94), Acid Piranha (95), Bau Jurang
(96), Capung (97), Galeot (98),
Zombie (pemutihan), Gembiraloka
(alumni)
juara : Gembiraloka
top skor : tidak tercatat

review :
Antusiasme setiap tim menyambut liga pertama sangat terlihat dari penampilan pemain di dalam atau di luar lapangan. Tim Gembiraloka yang tidak terlalu diunggulkan justru meroket di tengah persaingan ketat Macan 94 dan Acid Piranha 95 yang paling populer saat itu, sebagai tim alumni dengan pemain kunci rata2 eks angkatan 89 Gembiraloka sukses meraih gelar pertama di Liga SR. Tim promosi Galeot juga membuat kejutan dengan lolos ke semifinal sebelum ditaklukkan Gembiraloka.

HISTORY OF LIGA SR


Sejarah Liga Seni Rupa UNJ

Liga Seni Rupa adalah kompetisi sepakbola resmi intern Keluarga Besar Seni Rupa UNJ. Bermodal kemampuan olah rupa dan rasa membungkus semangat olahraga dengan skill individu dan kerjasama tim aduhai dukungan sporter fanatik objektif lewat goresan fairplay berlandaskan kekeluargaan demi sebuah kejayaan kompetisi berkualitas kekuatan visual berbungkus kemasan seni berbatang tubuh olahraga terpopuler di muka bumi ; ”sepakbola”.

Berawal dari besarnya semangat berolahraga khususnya sepakbola dari mahasiswa yang menuntut ilmu di gedung F seni rupa UNJ dan mengingat maraknya pertandingan persahabatan yang digelar setiap sore seteklah kuliah antar angkatan di gedung F seni rupa UNJ,

Memang sejak awal 90an telah muncul tim2 yang membawa bendera angkatan seperti, Belatung Nangka 93, Macan 94, Acid Piranha 95, Bau Jurang 96, Capung 97 dan satu tim gabungan alumni dengan mahasiswa senior awal 90an yaitu Gembiraloka

Tim tim itu saling berkompetisi dalam ajang tanpa piala semacam galatama (gabungan latihan namanya) estetika persaingan antar tim angkatan dalam galatama ditandai dengan rivalitas antara tim Macan 94 dengan tim adik kelasnya Acid Piranha 95. berdasarkan alur yang ditimbulkan dari jiwa persaingan dalam sepakbola seni membuat semangat tinggi untuk berkompetisi maka sejak tahun 1998 dibentuklah Liga Seni Rupa (SR) UNJ sebagai kompetisi resmi guna mewadahi bakat-bakat alam yang tidak terasah dalam sebuah wacana kompetisi berkomposisi maksimal.

Liga SR pertama tahun 1998 diadakan dengan sistim gugur di arena pertandingan Stadion Perpussore UNJ, diikutsertai oleh tim tim galatama yaitu Belatung Nangka (93), Macan (94), Acid Piranha (95), Bau Jurang (96), Capung (97), Zombie (mahasiswa pemutihan), Gembiraloka (alumni), dan tim mahasiswa baru saat itu Galeot (98). Setelah menundukan lawan2nya tim alumni Gembiraloka yang terdiri dari pemain angkatan 80 akhir dan 90 awal yang rata-rata sudah lulus keluar sebagai juara pertama Liga SR. Gelaran pertama ini cukup sukses dan sangat estetis dalam semangat kompetisi yang mumpuni.

Sejak saat itu Liga SR selalu di gelar setiap tahunnya sekitar bulan September/Oktober (yang pasti setelah Permasaru) di Stadion Perpussore UNJ. Kompetisi ini adalah liga profesional pertama di kampus UNJ, sejak tahun 2001 di gelar dengan sistem setengah kompetisi. Panitia penyelenggara adalah mahasiswa angkatan tahun kedua di SR UNJ dengan pengawasan langsung dari Komite Liga Seni Rupa dan Hima Seni Rupa UNJ.

Adanya kompetisi yang berkualitas memungkinkan SR membentuk tim nasional jurusan yang terdiri dari para pemain terbaik Liga SR yang telah diseleksi secara seksama. Tak heran berbagai prestasi telah diukir tim SR khususnya pada ajang Dekan Cup yang mempertemukan timnas sepakbola satu fakultas dengan raihan gelar juara sampai awal millenium ini